Tuesday, April 10, 2018

Kenangan Indah Masa Sekolahku Dengan Dinda Yang Manis

Anda sedang membaca Kenangan Indah Masa Sekolahku Dengan Dinda Yang Manis hanya di CersexPLUS.
Silahkan Bookmark (CTRL+D) untuk mendapatkan notifikasi Cerita Sex Terbaru dilain waktu saat Anda mengunjungi CersexPLUS. Kami sangat merasa senang jika Anda membiarkan CersexPLUS menjadi salah satu situs Cersex Favorit Anda.

Kenangan Indah Masa Sekolahku Dengan Dinda Yang Manis
Kenangan Indah Masa Sekolahku Dengan Dinda Yang Manis

Cersex - Keluargaku tergolong orang yang sedang-sedang saja, tapi masih bisa dibilang kecukupanlah tapi tidak kaya. Aku adalah anak nomer 3 dan satu-satunya anak laki-laki dari 5 bersaudara. Ayahku bekerja sebagai PNS di kantor kecamatan tempat aku tinggal dan ibuku hanya seorang penjual kebutuhan makanan pokok dipasar.

Aku tinggal di suatu desa yang berdaerah di Magelang. waktu itu Kakak pertamaku baru SMA kelas 3, kakak kedua ku 3 SMP, sementara aku kelas 1 SMP dan adik-adikku yang satunya masih SD dan yang satunya masih kecil. Aku sama kakak kedua satu sekolahan jadi kita selalu berangkat bersama.

Bisa dibilang kalo aku ini anak yang agak nakal. Saat SMP pun aku sudah merokok ya walaupun masih sembunyi-sembunyi. Dan yang lebih parahnya lagi aku ini termasuk anak yang memiliki nafsu sex yang besar. Aku sangat berhasrat untuk mempraktekannya, tapi aku tidak bisa. Karena saat itu aku masih dilarang pacaran oleh orang tuaku karena umurku masih kecil.

Umurku saat itu baru 13 tahun. Aku termasuk anak yang tidak jelek tapi juga gak ganteng, tapi aku mempunyai bakat dalam semua bidang olah raga tapi yang paling aku sukai saat itu adalah Volly. Aku tidak menjadikan volley ini sebagai olah raga  murni melainkan sebagai sarana untuk mendapatkan uang.

Sampai suatu saat ada seorang cewek yang tau kalo aku bermain volly dengan taruhan. Saat aku bermain volly sekilas aku melihat cewek itu memperhatikanku. Cewek itu namanya Dinda, dia seangkatanku tapi berbeda kelas. Dinda orangnya cantik, tinggi, tubuhnya langsing.

Dia termasuk cewek cantik dalam sekolahanku. Tapi aku tetep fokus pada volly ku ini. 15 menit sesudah selesai bermain volly, dengan kemenanganku aku lantas menuju kantin untuk membeli minum. Tak lama aku dikantin tiba tiba Dinda nyamperin aku, dia memanggilku karena saat itu aku sedang dengan teman-temanku. Oohh ya aku lupa ngasih tau, namaku Tommy.

“Tom, bisa ngomong sebentar” ujar Dinda

“Emang ada apa Din, kok tumben kamu mencari aku” jawabku

“gak papa kok, bisa gak, kalo gak bisa yaudah aku pergi saja” sahut Dinda seakan dia akan pergi

“Eeeehh…iya bisa kok” lantas aku pun langsung nyamperin Dinda

“Ada apa Din” tanyaku

“Kamu tadi volley itu taruhan ya” Tanya Dinda

“Kok kamu tau, siapa yang ngomong” jawabku

“Aaahhh gak perlu kamu tau siapa yang ngomong, bener atau enggak” Tanya Dinda

“Iyha bener, terus kalo bener aku taruhan kenapa”?? jawabku menantang

“Aku akan ngelaporin kamu keorang tuamu kalo kamu sering maen volley dengan taruhan saat sekolah” Dinda menggertakku

“Eeeehhh..jangan donk Din, nanti aku bisa dimarahin sama ortuku” jawabku memohon

“Makanya sekarang aku peringatkan, kalau maen volley lagi jangan pake taruhan, kalau enggak mau nurut aku akan memberitahu orang tua kamu” Dinda menasehatiku

“Iyha deeh Din aku gak akan taruhan lagi. Kamu kok baik sama aku kayak gini emang kenapa Din” tanyaku sambil menatap matanya.

Dinda tidak menjawab lantas meninggalkanku gitu aja. Aaaaahh….dasar cewek aneh pikirku Perlu diketahui kalo Dinda itu adalah tetangga sebelah rumahku meskipun agak jauh ya sekitar 500 meteran lah dari rumahku. Kadang-kadang kita juga berangkat sekolah bersama. 

Sejak Dinda menegurku waktu disekolah saat itu aku mempunyai rasa yang berbeda dengan Dinda. Rasa cinta monyet pikirku. Lalu aku menemui Desi teman dekat Dinda, lalu aku meminta nomer HP nya (saat itu belum ada Blackberry jadi aku meminta nomer HP-nya) dan Desi pun memberikan nomernya. Aku berpesan pada Desi untuk tidak memberitahu Dinda kalau aku meminta nomernya (biasa anak kecil masih jaim).

Malamnya aku iseng sms Dinda, dalam sms ku aku hanya menulis..

“Haaaiiii”, Dinda pun tidak membalasnya. 5 menit aku tunggu Dinda tetap tak membalasnya, lalu   aku sms lagi 

“Sombong banget siih”. Naah sms ku yang kedua ini akhirnya dibalas oleh Dinda..

“Kamu siapa, kok ngatain aku sombong, emang kamu kenal sama aku” balas Dinda dengan judes. 

Setelah Dinda membalas dengan judes aku pun tak membalasnya, aku berniat untuk membuat dia penasaran. Keesokan harinya saat sekolah kami bertemu, aku tanya tentang kenapa kemaren kamu Care denganku kayak gitu. Dinda masih tak menjawab dan langsung pergi. Hal itu semakin membuat aku penasaran. Malam harinya aku sms Dinda lagi, sama seperti kemaren 

“Haaaiiiii” tapi kali ini Dinda langsung membalasnya..

“kamu siapa, tolong dijawab, kalau kamu emang kenal denganku” balasan sms Dinda.

Karena balasannya baik gak judes seperti kemaren malam akhirnya aku membalasnya jujur “Ini aku Tommy, hehehe” balas smsku.

“Oooalaah ini kamu to Tom, tak kirain siapa” balas Dinda.

“Hehe... iyha, aku Tommy, kamu lagi apa Din” balasku kembali.

“Lagi tiduran aja ni Tom, kamu sendiri lagi apa Tom?? Eeehh kenapa kamu sms aku ngatain aku sombong Tom??” balas Dinda.

“Sama aku juga lagi tiduran sambil nonton TV Din, hehehe…abisnya kemaren smsku yang pertama   gak kamu balas, maaf ya Din” balasku.

“Lha aku gak tau nomer siapa makanya aku gak balas Tom, aku orangnya gitu kalau gak kenal yang sms aku males balesnya” 

“Owwh begitu ya, aku minta maaf ya karena aku kemaren sudah ngatain kamu sombong Din.

Eeehh kamu udah makan belum Din?? Jangan lupa nomerku di save ya Din” balasku.

“Iyha gak papa kok Tom, makanya kalau sms itu dikasih nama biar tau. Aku sudah makan kok, kamu sudah belum Tom” balas Dinda.

“Iyha Dinda.. aku juga sudah ko Din, eehh kemaren kenapa kamu Care gitu sama aku Din” tanyaku   yang masih penasaran.

Kembali lagi sms ku yang menanyakan tentang waktu itu. Ehhh.. gak dibalas lagi. Aku semakin dibuat penasaran, kenapa kalau ditanya tentang itu gak pernah dijawab. Aku bertekad untuk kapan-kapan aku akan mengajak dia keluar dan aku akan menanyakannya lagi, mungkin kalau berdua dan bertemu langsung Dinda akan jawab. 

Siang harinya setelah pulang sekolah aku sms Dinda.

“Dinda kamu lagi apa?? Kamu ada acara gak??”. 

“Enggak ada kok Tom, emang kenapa Tom”??. 

“Aku ingin ngajak kamu maen Din, gimana kamu mau gak??” balasku.

“Maen kemana Tom?? Tapi aku gak bisa sampai sore tom, soalnya aku nanti sore ada les” balas       Dinda. 

“Minum es buah aja kok, Cuma sebentar Din, setelah itu kita langsung pulang. Aku jemput kamu sekarang ya Din???”balasku bahagia. 

“Iyha Tom” balas singkat Dinda.

Aku pun langung menuju rumah Dinda yang berjarak 500 meteran dan begitu aku sampai didepan rumah Dinda yang cukup besar itu ternyata Dinda sudah menunggu didepan rumah. Langsung saja aku membonceng Dinda dengan motor Honda 70 ku yang jadul.

Baca juga  :  Aku Mulai Binal Semenjak Keperawananku Direnggut Kakakku

Tak kusangka saat menuju es campur Dinda berpegangan erat memeluk perutku, aku kaget, seketika juga langsung penisku berdiri tegang, tapi aku berusaha menahannya, agar Dinda gak tahu.

Sampai tempat penjual es campur itu, kita ngobrol-ngobrol seperti biasa. Aku tanya sana sini, panjang lebar ini itu dan sampailah aku kembali menanyakan kejadian waktu itu saat disekolah.

“Kamu setiap aku tanya soal waktu disekolah, kenapa kamu tidak menjawab Din, kenapa toh” tanyaku.

“Eeeemmmm…kamu beneran mau tau kenapa ya Tom” jawab Dinda menggodaku.

“Iyha beneran mau tahu lah Din, kalau aku gak mau tahu ngapain aku tanya terus sama kamu Din, kamu itu aneh” jawabku.

“Begini Tom, aku Care sama kamu, mau ngasih tau kamu, marah-marah kalau kamu salah, semua itu karena aku suka sama kamu Tom” balas Dinda pelan.

Tiba-tiba sejenak aku diam dengan wajah yang kemerahan.

“Kamu ngomong gitu beneran Din??” tanyaku lagi.

“Iyha beneran laah Tom, ngapain kalo aku gak beneran suka sama kamu aku sampai mau kamu ajak keluar” jawab Dinda.

“Sebenarnya aku juga sudah suka sama kamu dari dulu Din, tapi aku gak berani ngomong karena kamu terlalu lebih segala-galanya Din. Berarti kamu mau jadi pacar aku kan Din??” jawabku pelan.

“Iyha Tom, aku mau jadi pacar kamu, tapi janji kamu akan perhatian sama aku” jawab Dinda minta janji. “Iyha Din aku akan selalu perhatian sama kamu, selalu sayang sama kamu Din”.

Hari itu kita pun jadian sebagai seorang kekasih. Semenjak jadian kita berangkat sekolah bersama, disekolahan selalu bersama, setiap malam selalu sms’an, bahagia rasanya dalam hati ini. Setelah seminggu lebih kita berpacaran, saat aku maen kerumahnya yang selalu sepi karena kedua orangtuanya yang selalu sibuk, aku pun mencoba mencium pipi Dinda sambil tersenyum, Dinda pun membalas dengan senyuman.

Keadaan yang sepi membuat berhasrat untuk mencoba yang lainnya. Saat Dinda tiduran diatas kakiku,  langsung saja aku beranikan diri mencium bibir Dinda, Dinda diam dan memandangku, entah setan apa yang ada diotakku ini, saat Dinda memandangku aku langsung melumat bibir  Dinda, tapi tak kusangka ternyata Dinda membalas lumatanku itu, dia membalas seranganku kebibirnya.

Lidahnya juga bermain dimulutku. Ternyata dia lincah juga pikirku dalam hati. Lama sekitar 10 menit kita berciuman akhirnya kita kembali bersantai ngobrol aja. Waktu menunjukan sudah sore, akupun segera pulang.

Hari-hari selanjutnya selalu kita lalui seperti itu, saat aku maen dirumahnya kita selalu berciuman karena pada saat itu aku hanya berani menciumnya gak berani ngapa-ngapain. Sekitar sebulan lebih aku hanya berani sebatas ciuman saja.

Setelah satu bulan lebih aku berpacaran dengan Dinda, aku baru mulai berani pegang payudaranya, Dinda pun membiarkannya saja. Setelah itu sampai suatu hari aku mengajaknya maen kerumahku.

Saat itu rumahku sepi, keluargaku sedang pergi kekota. Setelah pulang sekolah dan Dinda sudah ganti baju lalu dia datang kerumahku.

“Pada kemana Tom kok sepi rumahmu”Tanya Dinda. 

“Pada kekota Din, gak tau ngapain, aku sampai dirumah udah sepi kok, makanya aku meminta kamu   untuk maen kerumahku” jawabku sambil senyum.

“Lha emangnya kenapa tom??” Tanya Dinda. 

“kalau rumahku sepi kan kita jadi punya waktu yang banyak buat bermesraan Din, hehe” jawabku sambil tersenyum. 

“Ahhh kamu ini aneh-aneh aja Tom, biasanya gimana aja” jawab Dinda sambil senyum juga.

Langsung saja kutarik tangan Dinda dan langsung kucium bibir mungil Dinda, kita saling berpagutan. Tanganku pun sudah meremas-remas payudara Dinda, walaupun baru dari luar kaosnya. Lama kita berciuman tanganku pun masuk kedalam kaos Kisara, lalu tanganku pun menerobos masuk BH yang dipakai Dinda.

Aku rasakan kenyal banget payudara Dinda yang sedang ini dan terasa semakin mengeras. Aku pilin-pilin puting Dinda dari dalam kaosnya sambil kita terus berciuman. Sejenak Dinda melepaskan ciumannya dan merintih..

“Aaaahhhh…Tooom…Sakitt…Pelan-pelan saja ya” rintih Dinda. 

Aku pun sedikit mengendorkan tanganku yang memilin putingnya. Kita kembali berpagutan dan terus ku pilin putingnya

15 menit sudah kita berciuman dan kupilin putingnya, lalu aku menggendong Dinda masuk kamarku. Sampai dikamar aku menidurkannya dan kembali kita berciuman, kali ini tanganku  langsung menuju memeknya, aku elus-elus memeknya dari luar celana dalamnya karena waktu itu Dinda menggunakan rok jadi lebih mudah. Pertama tangan Dinda menahanku, tapi aku terus berontak, aku terus menciumi bibir Dinda dengan ganasnya sambil terus kutekan memeknya sampai ..

“Oooouuuuhhhh…..Ouuuuhhhh…” rintih Dinda.

Kali ini tangan Dinda sudah tidak menahanku lagi, aku terus menekan-nekan memeknya Dinda. Selagi kita berciuman, tangan Dinda aku pegang dan aku arahkan ke penisku yang sedari tadi sudah sangat tegang sampai keluar dari celana dalamku. 

Dinda memegangnya tapi dia hanya sekedar memegang saja. Tanganku kembali ke memek Dinda, kali ini aku berusaha menyelipkan tanganku masuk kedalam celana dalam putih yang dia kenakan. Aku merasakan ada sebuah gundukan kecil tanpa ada bulunya. Apakah ini yang namanya memek karena baru kali ini aku memegangnya secara langsung.

Tak berapa lama aku menyingkapkan kaos Dinda dan menciumi putingnya, kadang-kadang juga aku sedot putingnya. Puting Dinda sangat indah, warnanya merah agak ke pink yang sudah mengeras. Sambil aku melumat payudara Dinda tanganku membuka resleting celanaku dan menurunkan sedikit celana ku dan juga celana dalamku agar Dinda bisa memegangnya dengan langsung dan bebas.

Kupegang tangan Dinda dan kuarahkan menuju penisku dan akhirnya terpeganglah penisku oleh Dinda. Aku ajarkan tangan Dinda agar menaik turunkan tangannya yang sedang memegang penisku. 

“Aaaahhh… Nikmat banget rasanya”. 

Tangan Dinda sudah di penisku, tanganku pun kembali menggogohi memek Dinda yang ternyata sekarang sudah mulai basah. Jari-jari tanganku terus mencolek-colek meemk Dinda, erangan demi erangan pun keluar dari mulut Dinda.

“Aaaahhh….Niiikk…Maaaattt….” desah Dinda.

5 menit sudah aku melumat puting dan mencolek memek Dinda, lalu aku membuka celana dalam putih Dinda, lalu kuarahkan penisku didepan memeknya Dinda. Sungguh sangat indah memek Dinda, putih bersih tanpa ditumbuhi bulu sedikitpun.

Awalnya Dinda gak mau ngelakuin ini, tapi setelah aku meyakinkan Dinda sebentar, akhirnya Dinda pun mau dengan janji kalau aku akan selalu setia sama dia, dan aku pun mengiyakan nya. Dengan masih memakai celana dan Dinda pun masih menggunakan rok nya aku memasukkan penisku ke memeknya. “Pelan-pelan ya sayang” ucap Dinda sesaat aku mau memasukan penisku.

“Iyha sayang” jawabku sambil aku memasukkan penisku. Terasa sangat sulit untuk kepala penisku masuk ke memek Dinda “Aaaaahhhh….” Dinda sudah mendesah. Lalu aku pun tak kurang akal, aku mengambil sedikit air liurku dan aku oleskan ke kepala penisku untuk membuat licin. 

Dan akhirnya kepala penisku pun masuk ..

“Oooooouuuuhhhhhhhh…..” desah Dinda panjang.

Pelan-pelan aku memasukan penisku dan akhirnya ..

“Bleeeessshhhhh….” Masuklah semua penisku kedalam liang surganya Dinda disertai dengan rintihan panjang Dinda “Ooouuuuuhhhhh….Oooouuuuuhhhh…..”. Saat semua penisku masuk memek Dinda, terasa ada suatu cairan keluar dan saat kulihat ternyata darah.

Darah perawan Dinda mengalir, sejenak aku berhenti. Setelah beberapa detik aku melanjutkan memompa Dinda dengan perlahan. Desahan Dinda tak pernah berhenti, setiap genjotan yang aku lakukan Dinda terus mendesah kenikmatan..

“Ouuuhhhh... Aaaahhh... OOuuuhh... Aaahhhh... Sayaaaaaang…”. “Aaaaahhhh... Ooouuuhhh….”. 

Desahan Dinda disamping kupingku membuat aku semakin menggila. Semakin lama semakin keras aku memompanya.

10 menit sudah aku memompa Dinda akhirnya aku merasakan kalau aku akan keluar, segeralah kutarik penisku dari memek Dinda dan kukocok sebentar dan akhirnya 

“Crooottthhh….. Crroooottthhh… Crrrooottthhh… Crrrooooootttthhhh….. 

Spermaku nyemprot banyak banget di perut Dinda bahkan sampai payudara Dinda. Banyak banget spermaku yang keluar. 

Akupun terkulai lemas, aku tiduran disamping Dinda yang juga merasakan lelah. Sejenak kita hanya saling diam. Dalam keadaan yang berlumpuran spermaku aku berucap lirih ditelinga Dinda

“I Love You Sayang” dan sambil tersenyum .

Dinda juga membalasnya “I Love You Too Sayang” 

Lanjut aku mencium bibir Dinda sebentar. Lalu Dinda menyuruhku mengambilkan tisu, dan akupun mengambilkanya. Setelah tubuh Dinda bersih kita keruang tamu untuk sejenak ngobrol dan akhirnya aku mengajak keluar Dinda untuk makan.

Setelah kejadian siang itu aku dan Dinda semakin mesra, disekolahan pun kita selalu bersama bahkan saat jam istirahat. Minggu keminggu, bulan kebulan dan tahun ketahun kami selalu melakukannya selama suasana memungkinkan.

Sampai saat kita memasuki SMA, disinilah kita mulai berpisah sekolahan, aku dan Dinda tidak satu sekolahan. Hal itulah yang membuat hubungan kita semakin jauh dan akhirnya kita putus. Aku sungguh masih mencintainya, tapi gimana lagi.. sekolahan kita berdua sudah pindah.. jadi kita susah berhubungan.